Embung Batara Sriten, Surga Sunset di Yogyakarta
Embung Sriten Yogyakarta berada di perbukitan Batur Agung, merupakan dataran tinggi di Gunungkidul Yogyakarta. Menurut masyarakat setempat, embung Gunungkidul ini merupakan salah satu embung buatan berfungsi sebagai sumber utama pengairan kebun buah milik warga yang berada tepat dibawah embung. Bahkan sekarang wisata embung Batara Sriten menjadi salah satu magnet tersendiri bagi pengunjung yang berlibur di Yogyakarta.
Embung Sriten Gunung Kidul atau yang lebih sering masyarakat mengenal-nya waduk Sriten merupakan salah satu objek wisata tirta yang wajib dikunjungi ketika berlibur di kabupaten Gunungkidul, sebab wisata embung Jogja ini menjadi embung tertinggi bahkan menjadi dataran tinggi di kawasan provinsi Yogyakarta. Pengunjung hendak berwisata kesana bakal dimanjakan panorama hamparan hijau perkebunan dan area perkampungan warga.
Nama Batara sendiri adalah sebuah singkatan dari nama lokasi bukit ini, yaitu Pegunungan Baturagung Utara yang ada di Padukuhan Sriten. Daerah di sini hampir sama dengan pegunungan lainnya yang ada di Gunungkidul. Kontur wilayahnya terdiri dari batuan karst atau batuan kapur sehingga memiliki lahan tandus dan gersang serta sering mengalami kekeringan saat kemarau.
Sekarang, daerah yang dulunya gersang disulap menjadi objek wisata cantik dengan pemandangan alamnya yang mempesona. Embung Batara Sriten ini berperan penting sebagai sumber pengairan kebun-kebun buah yang ada di sekitarnya. Adapun tanaman buah yang terdapat di sini berupa durian, kelengkeng, jeruk, manggis, dan sirsak.
Dulu Kabupaten Gunung Kidul merupakan kawasan identik lahan gersang dan selalu kekurangan air bersih sehingga tanah-tanah di sana tandus bahkan rawan kekeringan. Hal itu dikarenakan kontur wilayahnya tersusun dari batuan karst atau batuan kapur. Namun opini itu sudah berlalu, sebab Kabupaten Gunungkidul malah menjadi kawasan yang menyediakan wisata tirta paling beragam di Provinsi Yogyakarta.
Salah satu solusi dilakukan pemkab Gunungkidul dalam mengatasi kekeringan yakni membangun sejumlah instalasi retention basin atau lebih sering disebut fasilitas embung atau waduk. Hingga sekarang di daerah provinsi Yogyakarta telah memiliki beberapa waduk seperti embung Langensari yang dibangun di kota Jogja, embung Banjaroya di kalibawang, embung kleco di Kulon Progo, waduk Sermo, waduk Tambak Boyo di Sleman dan embung Nglanggeran di Patuk. Meskipun embung ini tak memiliki banyak wahana permainan seperti di Waduk Bajulmati Banyuwangi, tetapi pemandangan dataran tinggi Yogyakarta ini tak terbantahkan keindahannya.
Sedangkan di Kabupaten Gunungkidul, hanya terdapat dua embung yakni embung Batara Sriten dan Embung Nglanggeran. Kedua jenis wisata embung Gunungkidul ini masing-masing berada di atas bukit dengan memiliki daya tarik pemandangan yang berbeda-beda. Selain sebagai fasilitas penampung air bagi masyarakat sekitar, juga berfungsi sebagai area wisata.
Embung Sriten Gunungkidul sudah diresmikan oleh gubernur Yogyakarta yakni bapak Sri Sultan HB 10 pada bulan september 2014 silam. Karena letak wisata berada di dataran tinggi, tentu saja hawa sekitar embung terasa sangat sejuk terlebih ketika angin kencang datang, sebaiknya pakai baju tebal atau jaket ketika berkunjung kesana.
Di dekat lokasi wisata, ada sebuah petilasan atau makam yang diyakni milik makam kerabat kesultanan, namun pada nyatanya keberadaan makam itu tak menghalangi niat besar pengunjung, senantiasa berkunjung ke objek wisata Gunungkidul ini. Menurut warga setempat, mitos embung Sriten Gunungkidul memiliki sejarah sebagai lokasi penanda dari syech wali pada masa lampau. Bagi orang yang belum tahu bakal menganggap bagian dari kisah pewayangan, namun ternyata itu tak benar sebab nama Batara Sriten diambil dari penggalan kata kawasan pegunungan Baturangung utara yang berlokasi di area pedukuhan Sriten, jadi bila digabung menghasilkan kata Batara Sriten.
Tinggi embung Sriten Yogyakarta berada di ketinggian mencapai 859 mdpl dihitung diatas permukaan laut. Embung Yogyakarta ini dibangun menggunakan teknik geo membran yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat tahan dari asam sulfat dan elongasi diakibatkan oleh deformasi tanah sekitar. Sedangkan menjadi kelemahannya yakni tak tahan dengan segala penetrasi fisik, itulah sebab hingga sekarang di dalam embung tak ada habitat ikan.
Tidak hanya menyuguhkan pemandangan telaga, namun juga memanfaatkan background latar awan gemawan dan hutan rimbun. Dari lokasi wisata, kawan bisa menyaksikan beberapa objek wisata dari ketinggian secara jelas seperti rawa Jombor serta waduk Gajah Mungkur. Bagi teman-teman hendak berkemah di lokasi wisata Gunungkidul ini bakal disajikan pemandangan gemerlap lampu-lampu dari kota Klaten dan Kecamatan Nglipar.
Bagi tema-teman berburu keindahan sunset dan sunrise, maka embung Sriten Gunungkidul juga bisa menyuguhkan keindahan alam yang unik nan indah, tanpa terhalang pepohonan. Saat pagi hari, sunrise datang terlihat menyerupai gumpalan kabut yang melingkupi area di bawah embung seperti kue lapis berwarna hijau putih yang sangat menyejukkan mata. Sedangkan ketika sore hari menjelang malam, pesona sinar matahari berangsur-angsur tenggelam menimbulkan cahaya keemasan sangat eksotis.
Selain menyuguhkan wisata telaga buatan, tempat wisata Kabupaten Gunung Kidul ini pada dasarnya area kebun buah seperti buah kelengkeng, durian, manggis dan sirsak. Kelak pemerintah kabupaten Gunung Kidul bekerjasama warga setempat bakal menyediakan fasilitas wahana yakni dibuatkan landasan para layang sekala Internasional, dengan harapan lebih memberikan daya tarik bagi pengunjung.
Jika ingin menuju ke wisata embung Batara Sriten, maka memerlukan usaha cukup keras agar sampai di lokasi wisata, sebab pada tahun 2016 jalur menuju ke lokasi wisata masih belum di aspal hanya berupa tanah gersang yang dipenuhi debu bertaburan. Belum lagi kemiringan dari gunung Sumilir cukup curam, kira-kira sudut kemiringan mencapai 50 hingga 60 derajat.
Memang medan perjalanan menuju ke lokasi wisata itu cukup berat, oleh sebab itu memerlukan tenaga ekstra serta bensin kendaraan cukup. Biar pun tingkat medan rute dari wisata embung Gunungkidul itu cukup sulit, tetapi semua itu bakal ter-bayarkan jika sampai di kawasan puncak gunung, pesona keindahan alam berpadu sempurna dengan embung buatan eksotis, bagaikan berada diatas awan.
Fasilitas di embung ini ada area parkir yang cukup luas, toilet, dan warung yang siap melayani pengunjung jika merasa lapar dan haus.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk kawasan embung ini cukup membayar Rp 3.000,- per orang dan sekalian membayar biaya parkir motor Rp 2.000,- per unit. Untuk parkir mobil Rp 10,000,-. Lokasi wisata ini buka setiap hari dari jam 05.00 pagi sampai jam 06.00 sore
Lokasi Embung
Alamat embung ini berada di gunung Sumilir, dusun Sriten, desa Pilangrejo, kecamatan Nglipar, Gunung Kidul Yogyakarta dengan kode pos 55852. Jaraknya cukup jauh dari pusat kecamatan Wonosari yakni sekitar 19 kilometer dan waktu
Rute Menuju ke Embung Sriten
Jika dari kota Jogja menuju arah Jl. Wonosari ke arah Piyungan, sampai pertigaan Sambipitu ke kiri arah Nglipar. Sebelum pasar Nglipar belok ke kiri ke arah Ngawen, sampai di pertigaan Kantor Kepala Desa Pilangrejo (Jl. Nglipar-Ngawen km 6,5) ke kiri. Ikuti jalan aspal dan cor blok sampai menemukan petunjuk arah berikutnya.
Jika merasa bingung atau ragu saat di perjalanan, bisa tanya warga setempat. Sebaiknya sebelum berangkat ke sini cek semua kondisi motor atau kendaraan, karena jalan ke embung bisa dibilang cukup extrem dengan tanjakan yang curam. Kamu akan merasakan sensasi yang tak biasa di perjalanan.
Jalanan cor blok yang tak semuanya rata menanjak tinggi dan berliku-liku sesekali membuat jantung deg-deg an. Sangat tidak disarankan ke sini menggunakan motor matic. Dari pintu loket menuju embung pun perjalanan masih berlanjut dengan melewati jalan yang tak rata, jalan berbatu tak beraturan membuat kendaraan berjalan melambat penuh hati-hati agar tak terjatuh.