Hutan Mangrove Kulon Progo Wisata Instagramable
Yogyakarta selalu punya senjata baru untuk mendongkrak popularitas wisatanya. Kini, wisata hutan mangrove Kulonprogo juga bisa jadi pilihanmu untuk mengexplore wisata alam Jogja. Lokasinya berada di Kelurahan Jangkaran, Kecamatan Temon, Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena banyak diekspos di berbagai media sosial seperti Instagram dan Path, alhasil lokasi yang tadinya tidak diperuntukan untuk wisata ini malah ramai dikunjungi.
Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut.
Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan, dengan grove (bahasa Inggris) yang berarti belukar. Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa istilah mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu Kuno).
Hutan mangrove adalah suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh disepanjang garis pantai tropis dan subtropis yang terlindung dan memiliki semacam bentuk lahan pantai dengan tipe tanah anaerob.
lokasi ini merupakan kawasan konservasi yang didirikan sekitar tahun 90an oleh kelompok Wanatirta dengan menanami pohon bakau guna menangkal abrasi. Namun siring berjalannya waktu muncul ide untuk membuka hutan bakau ini menjadi wisata edukasi kepada wisatawan/masyarakat agar "concern" terhadap pantai dengan melakukan penanaman bakau. Namun diluar ekspektasi, ide membuka wisata HUtan Mangrove di Kulon Progo ini justru malah booming dan menjadi hits di sosial media sehingga pengunjungnya bisa mencapai ribuan. Tak heran jika kemudian Hutan Mangrove Pantai Congot ini terus dikembangkan sebagai wisata alternatif dan wisata edukatif.
Hutan Mangrove Kulon Progo ini memang menjadi wisata konservasi pertama tanaman bakau di daerah Jogja, di sebelah Pantai Parangtritis sebenarnya ada juga Hutan Bakau namun belum sebesar Hutan Mangrove di Kulon Progo ini. Ok back to topik, di sini kita dapat melihat hamparan hutan bakau seluas 3 hektar yang berada di tepi pantai dan sepanjang sungai Bogowonto. Nuansa hijau khas hutan bakau menjadi panorama utama, selain itu ada juga spot spot selfie sepeti ayunan, gazebo, serta jembatan Api Api. Nah yang paling banyak diggunakan untuk spot foto adalah Jembatan Api Api, Gazebo dalam hutan, serta jalan yang digunakan untuk menembus rimbunny hutan.
Di kawasan hutan Mangrove yang membentang di aliran Sungai Bogowonto, dan anak Sungai Bogowonto tersebut tidak hanya ada satu spot wisata, tetapi terdapat beberapa, dan satu di antaranya adalah Wisata Alam Hutan Mangrove Jembatan Api-Api. Hutan mangrove ini masuk dalam wilayah dusun Pasir Mendit.
Jangan bayangkan api di jembatan atau jembatan yang terbakar setelah mendengar nama Jembatan Api api. Karena sebenarnya nama ini merujuk kepada jenis mangrove yang ada di kawasan tersebut yaitu avicennia germinansatau atau yang dikenal sebagai jenis api-api dan terdapat sebuah jembatan yang melintang di anak sungai Bogowonto.
Jembatan tersebut terbuat dari bambu dan belakangan menjadi semakin viral dan hits karena view nya yang instagramable. awalnya jembatan tersebut digunakan oleh warga sekitar untuk menuju ke pantai atau memancing. Namun karena makin banyak dikenal, akhirnya warga sekitar mengelola tempat ini secagai tempat wisata secara lebih serius.
Jembatan di Hutan Mangrove Kulon Progo ini sempat ambruk beberapa waktu lalu karena awalnya memang tak diset untuk wisata dengan volume wisatawan mencapai ribuan dan hanya terbuat dari bambu, namun kini sudah diperbaiki dan lebih kuat dengan menggunakan kayu. Berwisata ke Hutan Mangrove Kulon Progo yang tepat adalah saat pagi hari atau sore hari menjelang sunset. Sebab kalau siang hari berkunjung ke sini terasa sekali panasnya.
Menariknya, di kawasan wisata hutan mangrove Kulonprogo ini terdapat beberapa spot foto yang unik. Selain jembatan Api-api, ada jembatan melingkar berbentuk hati, bingkai asmara, gitar raksasa, dan beberapa lainnya.
Fungsi Hutan Mangrove Selain Sebagai Tempat Wisata
Hutan mangrove memiliki peran ekologis yang besar bagi kehidupan manusia. Telah berabad-abad lamanya dijadikan tumpuan jutaan orang yang hidup di pesisir. Hutan ini memiliki banyak fungsi mulai dari penyedia sumber makanan, bahan baku industri, mencegah banjir, mencegah erosi, hingga fungsi rekreasi. Berikut ini beberapa fungsi utama hutan mangrove.
1. Menahan aberasi
Mangrove tumbuh disepanjang garis pantai seakan-akan memisahkan antara lautan dan daratan. Keberadaan mangrove menghambat gelombang dan angin yang datang dari arah laut agar tidak langsung membentur daratan. Di daerah-daerah yang memiliki tutupan mangrove hampir tidak ditemukan aberasi parah. Bahkan di daerah-daerah tertentu keberadaan mangrove melindungi pemukiman, pertanian dan fasilitas lain yang terdapat dibelakangnya. Pada tahun 1993 saat terjadi tsunami, dusun Tongke-tongke dan Pangasa di Sinjai, Sulawesi Selatan, terhindar dari gelombang pasang. Kedua dusun itu memiliki tutupan mangrove yang tebal. Kontras dengan dusun-dusun disekitarnya yang mengalami kerusakan cukup parah karena tidak memiliki mangrove.
2. Membentuk lahan baru
Vegetasi mangrove mempunyai kemampuan untuk memerangkap sedimen lumpur yang di bawa dari arah daratan. Akar-akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur, sehingga terjadi konsolidasi sedimen di hutan mangrove. Sifat memerangkap sedimen ini dihubungkan dengan kemampuan hutan mangrove untuk menciptakan daratan baru. Pertumbuhan hutan mengrove yang terus merangsek ke laut disinyalir bisa menambah luas daratan, meski hal ini masih diperdebatkan.
3. Mencegah intrusi air laut
Beberapa jenis mangrove mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap salinitas air laut. Salah satunya dengan kelenjar khusus pada daun yang dapat mengeluarkan garam. Lapisan mangrove paling depan (mengarah ke laut) biasanya mempunyai kemampuan beradaptasi dengan salinitas tinggi. Semakin ke belakang areal mangrove semakin tawar. Dengan adanya kemampuan ini, hutan mangrove dipercaya bisa mencegah intrusi air laut.
4. Menyediakan makanan dan material
Sudah diketahui sejak lama bahwa hutan mangrove merupakan tempat berkembang biak ikan, udang, kepiting, moluska dan hewan-hewan lainnya. Keberadaan mangrove berkorelasi positif dengan produksi perikanan setempat. Ikan-ikan bernilai komersial tinggi banyak yang mengandalkan mangrove sebagai tempat regenerasi. Sebagai contoh, menurunnya produksi ikan di Bagan Siapi-api disebabkan oleh rusaknya habitat mangrove. Padahal di era perang dunia II daerah ini merupakan penghasil ikan utama dunia. Selain sumber makanan, mangrove juga diambil kayunya untuk bahan bangunan dan industri. Konon pulp yang diambil dari kayu mangrove merupakan bahan untuk kertas premium. Kayu bakar dari mangrove juga terkenal bermutu tinggi. Selain itu, mangrove dimanfaatkan untuk diambil tanin-nya.
Satwa yang Ada di Hutan Mangrove
Hutan mangrove menjadi habitat berbagai jenis fauna, mulai dari satwa air hingga primata. Ekosistem mangrove menjadi tempat berkembang biak berbagai satwa air seperti ikan, udang-udangan, kepiting dan moluska. Beberapa jenis burung air juga memilih tempat ini untuk berkembang biak. Selain itu mangrove menjadi tempat mencari makan sejumlah satwa liar seperti reptil dan mamalia. Berikut ini jenis-jenis satwa yang sering dijumpai di hutan mangrove:
- Ikan
Ikan menjadikan mangrove sebagai tempat berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Ikan-ikan kecil memilih berkembang biak di habitat mangrove untuk menghindari predator. Mangrove menyediakan makanan bagi ikan dalam bentuk material organik yang berupa guguran vegetasi tanaman, berbagai jenis serangga, kepiting, udang-udangan dan hewan invertebrata.
- Kepiting
Kepiting merupakan hewan yang paling umum dan mudah ditemukan di areal mangrove. Menurut sejumlah penelitian rata-rata ada 10-70 ekor kepiting di setiap meter persegi hutan mangrove.
- Udang-udangan
Mangrove juga menjadi habitat udang-udangan (Crustacea) yang memiliki nilai komersial tinggi.
- Serangga
Serangga yang hidup di hutan mangrove kebanyakan berasal dari ordo Hymenoptera, Diptera dan Psocoptera. Serangga memiliki peran penting dalam jaring makanan di hutan mangrove. Beberapa diantaranya menjadi pakan bagi burung air, ikan, dan reptil.
- Reptil
Reptil yang ditemukan di hutan mangrove biasanya dapat ditemukan juga di lingkungan air tawar atau di daratan. Beberapa diantaranya adalah buaya muara, biawak, ular air, ular mangrove (Boiga dendrophila), dan ular tambak.
- Amphibia
Hewan jenis amphibi jarang ditemukan di areal mangrove. Sejauh ini hanya ada dua jenis amphibi yang sanggup hidup di lingkungan bersalinitas tinggi seperti mangrove, yakni Rana cancrivora dan Rana limnocharis.
- Burung
Hutan mangrove adalah surga bagi burung air dan burung migrasi lainnya. Setidaknya ada 200 spesies burung yang bergantung pada ekosistem mangrove, atau sekitar 13% dari seluruh burung yang ada di Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk burung-burung bangau yang terancam punah, seperti bangau wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus).
- Mamalia
Mamalia menjadikan habitat mangrove sebagai tempat mencari makan. Beberapa diantaranya adalah babi liar, kelalawar, kancil, berang-berang, dan kucing bakau. Sedangkan untuk mamalia air ada lumba-lumba yang hidup disekitar muara. Bahkan harimau sumatera juga ditemukan berkeliaran di hutan mangrove wilayah Sungai Sembilang, Sumatera Selatan. Primata merupakan salah satu jenis mamalia yang sering mencari makan di hutan mangrove. Diantaranya ada lutung, monyet ekor panjang, dan bekantan. Namun mamalia tersebut tidak ada yang eksklusif hidup di hutan mangrove.
Jam operasional tempat ini mulai pukul 06.00-19.00 WIB.
Harga Tiket masuk hutan Mangrove Kulon Progo
Untuk masuk dan menikamati pemandangan di Hutan Mangrove, pengunjung harus membayar tiket sebesar Rp. 3.000/orang dan parkir Rp. 2.000/sepeda motor atau Rp. 5.000/mobil. Di sini ada beberapa pintu masuk karena dikelola oleh 3 kelompok.
Lokasi Hutan Mangrove Kulon Progo
sebenarnya hutan Mangrove in letaknya ada di Dusun Pasir Mendit Desa Jangkaran Kecamatan Temon Kulon Progo. Lokasinya sekitar 15 menit dari Pantai Congot, tepatnya 7 km. Untuk mencapai lokasi Htan Mangrove Pasir Mendit ini bisa ditempuh daru dua jalur jalur utara dan jalur selatan.
Rute Menuju Hutan Mangrove Kulon Progo
- Jika dari Jogja menuju ke Hutan Mangrove Kulon Progo cukup ambil arah ke jalan Wates, kemudian lurus terus hingga samapi ke pertigaan patung kuda (Nyi Ageng Serang) ambil arah ke kiri (Purworejo) lurus terus hingga sampai ke terminal Wates, dan terus ke barat sampai menemukan Rumah Makan Padang Sederhana, sebelah baratnya ada pertigaan ambil kiri. Ikuti jalur Ke Pantai Congot kemudian ada pertigaan (ke kiri Pantai Conot) masih terus ke barat hingga melalui Jembatan, setelah itu belok kiri (Arah Desa Jangkaran) dari situ sudah banyak petunjuk arah ke Hutan Mangrove Pasir Mendit.
- Jika dari arah Bantul meu ke Hutan Mangrove Kulon Progo tinggal ikuti arah ke Pantai Glagah melalui Jalan Daendels, lurus ke Barat sampai menemukan Jembatan seperti yang disebut di atas.