Gunung Api Purba Nglanggeran di Gunung Kidul - Tiket Masuk, Rute dan Jam Operasional

Gunung Api Purba Nglanggeran di Gunung Kidul - Tiket Masuk, Rute dan Jam Operasional

Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan satu gunung api yang terbentuk sekitar 0,6-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen). Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api.

Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada deretan Pegunungan Baturagung. Gunung Api Purba yang juga disebut sebagai Gunung Gedhe merupakan spot wisata yang sangat digemari bagi wisatawan yang memiliki jiwa petualangan.

Untuk menuju puncak Gunung Gedhe, pengunjung harus melewati medan yang terjal dan juga menantang. Puncak Gunung Api Purbaberada di ketinggian 700 mdpl.Puncak tersebut menjadi salah satu spot favorit pengunjung untuk menikmati momen sunrise yang sering diburu para pecinta mentari pagi. Untuk menuju Gunung Api Lurba Nglanggeran, pengunjung rata-rata membutuhkan waktu sekitar 50-60 menit dari pusat kota Yogyakarta. Selain menikmati momen sunrise.

Bongkahan batu yang menjulang dengan kemiringan dan tingkat kesulitan beragam dapat kita temui di sekitar kawasan wisata tersebut. Kawasan wisata Gunung Api Purba pun menyediakan wahana panjat tebing yang dapat dinikmati pengunjungnya. Tebing Nglanggeran ini merupakan tebing andesit yang terbentuk dari aktivitas gunung api purba yang membentuk bongkahan-bongkahan tebing yang sangat menarik.

Terutama bagi pegian olahraga panjat tebing, tebing Gunung Api Purba menjadi satu lokasi yang sering dijadikan tempat untuk berlatih. Terdapat beberapa variasi rute pemanjatan di tebing gunung ini mulai dari yang ringan, sedang hingga tinggi untuk pemanjat profesional. Jalur ‘silvana’ dan jalur ‘nyingnying’ adalah nama jalur yang terdapat di tebing tersebut yang dibuat oleh Majestik-55 serta beberapa jalur lain yang dibuat oleh Komunitas Panjat Tebing Yogyakarta (KPTY).

Selain itu, Berkemah juga dapat dilakukan di Gunung Api Purba Nglanggeran. Terdapat dua lokasi berkeman yang dapat digunakan oleh pengunjung. Pada spot tersebut pengunjung juga dapat menggunakan fasilitas pendopo yang dibangun di sekitar area. Selain itu akses kamar mandi juga tersedia tak jauh dari tanah lapang tempat berkemah. Sementara spot berkemah kedua terletak di puncak pertama Gunung Api Purba.

Pengunjung juga dapat melakukan kegiatan piknik di lokasi ini. Lokasi yang dapat dijadikan piknik tak jauh berbeda dengan lokasi berkemah. Sama seperti piknik, outbond juga dapat dilakukan di Gunung Api Pura Nglanggeran. Pengunjung dapat menyiapkan beberapa permainan yang dapat digelar di tanah lapang pada lokasi berkemah. Namun perlu diingat, permainan yang dilakukan harus memperhatikan faktor keselamatan peserta. Pemandangan yang disuguhkan oleh Gunung Api Purba Nglanggeran tentu sangat indah. Terlebih jika pengunjung dapat mencapai puncak, pemandangan kota Yogyakarta dari atas gunung pun akan terasa lebih syahdu. Jika pagi hari kabut tebal juga akan menyelimuti puncak gunung dan dapat menambah kesan romantis.

Sejarah Singkat Gunung Api Purba Nglanggeran

Nama Nglanggeran berasal dari kata Planggaran yang mempunyai makna setiap ada perilaku jahat pasti tertangkap/ketahuan. Ada juga yang menuturkan Gunung Nglanggeran berasal dari kata Langgeng artinya desa yang Aman dan Tentram. Selain sebutan Gunung Nglanggeran gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini disebut Gunung Wayang karena terdapat Gunung/bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan.

Selain itu menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan. Punokawan dalam tokoh pewayangan tersebut diantaranya:
1. Kyai Semar
2. Kyai Nolo Gareng
3. Kyai Petruk
4. Kyai Bagong

Gunung Nglanggeran terletak di kawasan Baturagung di bagian utara Kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian antara 200-700 mdpl, tepatnya di desa Nglanggeran Kecamatan Patuk dengan jarak tempuh 22 km dari kota Wonosari . Kawasan ini merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua dan bentang alamnya memiliki keindahan dan secara geologi sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi. Dari hasil penelitian dan referensi yang ada, dinyatakan gunung Nglanggeran adalah gunung berapi purba.

Ada bangunan Joglo di pintu masuk dan bila kita melangkah kejalan setapak untuk mendaki gunung, maka ada 3 bangunan gardu pandang sederhana dari ketinggian yang rendah, sedang sampai puncak gunung. Pemadangan unik dan indah disekelilingnya berupa sawah nan hijau dan tidak jauh dari situ terdapat bangunan tower dan berbagai stasiun televisi yang jumlahnya cukup banyak, manambah keindahan alam. Lokasi ini sangat cocok untuk panjat tebing, tracking, jelajah wisata dan bekemah.

Banyak wisatawan lokal, dan ada juga sesekali wisatawan asing mengunjungi gunung Nglanggeran untuk menikmati keindahan pemandangan, mencoba menaklukkan batu-batu besar untuk didaki, dan banyak juga yang hanya sekedar melepas kepenatan seusai ujian dan kebisingan kota.

Gunung Nglanggeran terdiri dari banyak macam gunung didalamnya, yang memiliki nilai historis dan bentuk gunung yang memiliki nilai sejarah tinggi. Diantaranya adalah:

Gunung Kelir, disebut Gunung Kelir karena bentuk dari gunung tersebut menyerupai kelir dan dipercaya ditempat tersebut merupakan tempat tinggal dari Ongko Wijoyo dan Punakawan.

Sumber Air Comberan
Sebuah mata air yang tidak pernah mengalami kekeringan di Puncak Gunung Nglanggeran. Juga terdapat tempat pemujaan untuk mendapatkan anugrah dari sang pencipta bagi mereka yang menyakini untuk bisa mencapai keinginan ( cita-cita ). Disamping sumber Comberan terdapat tempat pertapaan untuk melakukan kegiatan ritual “Prehatin”, biasanya pada hari-hari tertentu yang diyakini mempunyai nilai mistis akan berdatangan Wisatawan untuk melakukan ritual tersebut. Tempat ini digemari Wisatawan karena cuaca iklim yang sejuk dan terdapat Tangga Tataran yang dibuat pada zaman Jepang yang dulunya juga digunakan sebagai tempat persembunyian tentara Jepang. Air di Sumber Comberan diyakini dapat membuat awet muda jika digunakan untuk mencuci muka.

Gunung Gedhe, Sesuai dengan sebutannya Gunung Gedhe adalah gunung terbesar diantara gunung-gunung lain. Merupakan puncak tertinggi dari Gunung Nglanggeran, para pendaki sering menggunakan tempat ini untuk tempat istirahat dan berkemah. Pemandangan yang luas akan terlihat dari puncak tertinggi karena posisi yang sangat strategis ditengah-tengah Gunung Nglanggeran. Akan menjadi tempat kegemaran para fotografer karena bisa mengabadikan keindahan ciptaan Tuhan YME dari berbagai sudut pandang.

Gunung Bongos, Tempat untuk meletakkan Blencong dan gunung tersebut berwarna hitam menyerupai arang.

Gunung Blencong, Gunung menyerupai Blencong dan sebagai penerangan/lampu Kyai Ongko Wijaya saat berkumpul dengan Punokawan.

Gunung Buchu, Gunung yang bentuknya lancip dan gunung tersebut berasal dari Puncak Gunung Merapi yang dipindah oleh Punokawan, yang tujuannya dibawa ke Desa Kemadang Gunungkidul, dengan dipikul oleh Punokawan memakai kayu jarak. Berhubung disitu terdapat sumber air yang besarnya sebesar ”dandang” maka gunung tersebut tertanam ditempat yang namanya Sedandang.
Bentuknya yang tinggi dan runcing Gunung Buchu digunakan untuk panjat tebing oleh pecinta alam, sampai saat ini pendaki yang berhasil menaklukkan masih bisa terhitung dengan jari. Baru 3 tim pendaki yang sukses menancapkan bendera di puncak Gunung Buchu.

Tlogo Wungu, Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengetahui keberadaannya, bagi orang yang benar-benar bersih dan menjalankan ”Prihatin” akan mengetahui tlogo Wungu tersebut, terletak disebelah ujung timur Gunung Nglanggeran. Konon tempat ini sebagai pemandian Widodari. Jikalau bisa melihat keberadaan tlogo tersebut akan terdapat Tlundak emas, dan Canthing Emas.

Tlogo Mardhido, Sebagai tempat pemandian Jaran Sembrani tunggangan Widodari. Konon terdapat bekas tapak kuda Sembrani yang membekas dibatu.

Talang kencono, Sebagai talang air dari tlogo Mardhido sampai Jimatan Kota Gedhe Yogyakarta.

Pemean Gadhung, Mitos dinamakan Pemean Gadhung karena batang gadhung tersebut ujungnya sampai dipuncak gunung Merapi. Tempat ini sekarang dihuni banyak monyet, kelelawar dan juga ular.

Tanaman Obat ( Termas ), Mitos pegunungan Nglanggeran dilingkari Naga Besar yang memiliki kesaktian menyembuhkan segala bentuk macam penyakit. Hingga saat ini terbukti dengan adanya pohon Termas yang bentuknya menjalar seperti ular yang dapat mengeluarkan air obat. Namun tidak bisa semua orang bebas mengambil air obat tersebut karena ada pawang khusus yang harus melakukan ritual agar air obat dapat berkhasiat dengan baik.

Masyarakat meyakini penguasa Desa Nglanggeran Kyai SOYONO yang mempunyai Klangenan Macan Putih. Macan Putih ini bertugas menjaga dan mengamankan Nglanggeran dari berbagai macam kejahatan. Sebagai bukti adanya Macan Putih adalah tentramnya masyarakat Desa Nglanggeran dengan selalu tertangkapnya orang yang bertindak jahat.

Pantangan Kebudayaan
1. Saat melakukan kesenian Wayang Kulit, dalang dilarang/tidak boleh membelakangi Gunung Nglanggeran.
2. Cerita Wayang tidak boleh menceriterakan tentang hal Ongko Wijaya yang disakiti.
3. Zona bagian Utara Gunung Nglanggeran tidak boleh mengadakan kesenian Wayang Kulit.

Nilai Historis Tinggi
1. Dipercaya Gunung Nglanggeran sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sarana meditasi memperoleh wahyu dari Tuhan YME.
2. Air dari gunung Nglanggeran/Gunung Wahyu sering diambil Abdi dalem dari Kraton Yogyakarta sebagai sarana mohon ketentraman dan keselamatan semua masyarakat DIY.
3. Terdapat Arca disekitar Tlogo Mardidho yang tubuhnya sampai saat ini masih tersimpan namun tanpa kepala karena kepala dari Arca tersebut terpisah. Dahulu kala arca tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang saat dijauhi tersenyum, namun saat didekati berubah kembali menjadi Arca biasa, hal tersebut membuat marah Kyai Tir sehingga menendangnya hingga terpisah kepala dan tubuhnya. Dan tubuhnya dibuang ke sebuah Song sehingga Song tersebut bernama Song Putri. Setelah bertahun-tahun kepala patung tersebut ditemukan oleh salah satu warga Nglanggeran yang bernama Kyai Kromo Suwito ( Paimin) sekitar tahun 1961 dipekarangan orang tersebut. Kepala patung tersebut mirip Kendedes dengan kepala perunggu dan bibir berlapis emas yang sekarang tersimpan di Museum Sono Budoyo Yogyakarta sedangkan tubuhnya masih tersimpan di Kalisong Gunung Nglanggeran.

Harga Tiket Masuk Gunung Api Purba Nglanggeran

Harga Tiket masuk Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul ini di bagi menjadi dua yaitu untuk wisatawan domestik dan juga untuk wisatawan mancanegara. Berikut ini detailnya :

Untuk wisatawan domestik

  •  Tiket Gunung Api Purba malam Rp 20.000 dan siang Rp 15.000,-
  • Tiket Air Terjun Kandang Rp 7.000,-
  •  Tiket Embung Nglanggeran malam Rp 15.000 dan siang Rp 10.000

Untuk wisatawan mancanegara

  •  Tiket Gunung Api Purba siang/mala Rp30.000
  • Tiket Air Terjun Kandang Rp20.000
  • Tiket Embung Nglanggeran siang/malam Rp30.000,-

Fasilitas di Gunung Api Purba Nglanggera

Fasilitas di Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Yogyakarta sudah sangat lengkap, fasilitas yang tersedia seperti berikut ini : Tempat Parkir, Kamar Mandi, Tempat kuliner dan oleh-oleh, Home Stay, Tempat ibadah, Posko kesehatan, Balai Pertemuan, Camping Ground.

Rute Menuju Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Nglanggeran yang merupakan Gunung Api Purba kini makin rame dikunjungi oleh para wisatawan baik domestic maupun manca negara. Banyak dari pengunjung yang datang biasa berkelompok bersama anggota organisasi maupun keluarganya, namun banyak juga yang datang hanya bersama pasangan pacarnya. Namun ada juga yang merasa kepingin datang kelokasi wisata baru ini tapi tidak tahu jalan menuju lokasi tersebut. 1. Dari Jogjakarta (jarak 25 KM dari Jogja).

1. Dari Jogja

Bagi wisatawan yang dari Jogjakarta dapat sampai dilokasi ini dengan hanya menggunakan waktu tempuh 40-50 menit saja jika menggunakan motor dengan kecepatan sedang, sekitar 60 -70 km / Jam. Jika ngebut 30 menitpun sampai.

Untuk lebih jelasnya rutenya seperti ini. Kita berjalan melewati jalan Jogja-Wonosari kearah Wonosari akan melewati Bukit Bintang / Bukit Patuk yang biasanya digunakan oleh para remaja menatap Sunset. Lokasi Gunung Api Purba desa Nglanggeran tidak jauh dari lokasi itu hanya kira-kira perjalanan 15 menit atau 7 Km untuk sampai lokasi Gunung ini. Arahnya dari Bukit Bintang masih naik sampai menemui Polsek Patuk atau bisa juga GCD FM habis tanjakan belok kiri arah ke Stasiun Relay INDOSIAR Desa Ngoro-oro. Ikuti saja jalan mulus itu sampai Puskesmas Patuk II atau biasa disebut Puskesmas Tawang nanti belok kanan dah sampai Desa Nglanggeran dimana Gunung Api Purba berada. Gunung ini pun sudah kelihatan jika kita sudah sampai di Stasiun Relay INDOSIAR dan juga banyak Stasiun Relay lain di Desa Ngoro-oro.

2. Dari Wonosari

Untuk dari arah wonosari cukup mudah untuk sampai ke Lokasi Gunung Api Purba, tinggal belok kanan dari Bunderan Sambi Pitu tapi jangan yang ke Timur ( Arah Nglegi ) ambil saja yang ke Arah Desa Bobung ( desa kerajinan topeng ) kira-kira jarak lokasi Gunung 5 Km dari Sambi Pitu dan 3 Km dari Dusun Bobung. Jalan akses menuju kesana juga sudah mulus hanya saja sebelum masuk ke Desa Nglanggeran kita harus melewati tanjakan yang lumayan tinggi tapi tidak masalah jalannya sudah cukup bagus.

Lokasi Gunung Api Purba Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul.

Jam Buka Gunung Api Purba Nglanggeran sudah jelas 24 Jam, jadi kalian bisa berkunjung ke tempat ini kapan saja. Anda juga bisa mengadakan camping di wisata Api Purba Nglanggeran. Tempat ini juga sangat cocok dijadikan tempat camping di Gunungkidul.